Assalamualaikum wr.wb ;)
Aku author Ryri , mau nyampeiin tentang TOKOH PENDIDIKAN . Reader tau ngga siapa TOKOH PENDIDIKAN di indonesia???? emm,, sebenernya emang banyak, tapi author mau kasih tau artikel tentang tokoh yang satu ini. KI HAJAR DEWANTARA. Reader tau kan Ki Hajar Dewantara? apa jangan jangan gatau :o *eh. sebagai warga
INDONESIA WAJIB TAU! hahaaa :D
kalo ngga tau adddooohh -___-
dan, Biasanyaa ... Pada tanggal 2 Mei itu .. di Peringati sebagai HARDIKNAS (Hari Pendidikan Nasional). dan Biasanya di tanggal ini, banyak yang melaksanakan UPACARA. Reader pernah memperingati hari tersebut engga? hayooo ngaku! :D
okee... INI GAMBAR SIAPA HAYOO??
yaapp, ini dia foto dari Bapak Pendidikan Nasional.
Raden Mas Soewardi Soerjaningrat (
EYD:
Suwardi Suryaningrat, sejak 1922 menjadi
Ki Hadjar Dewantara, EYD:
Ki Hajar Dewantara, beberapa menuliskan bunyi bahasa Jawanya dengan Ki Hajar Dewantoro; lahir di
Yogyakarta,
2 Mei 1889 – meninggal di Yogyakarta,
26 April 1959 pada umur 69 tahun. selanjutnya disingkat sebagai "Soewardi" atau "KHD") adalah aktivis pergerakan
kemerdekaan Indonesia, kolumnis,
politisi, dan pelopor
pendidikan bagi kaum
pribumi Indonesia dari
zaman penjajahan Belanda. Ia adalah pendiri Perguruan
Taman Siswa,
suatu lembaga pendidikan yang memberikan kesempatan bagi para pribumi
jelata untuk bisa memperoleh hak pendidikan seperti halnya para
priyayi maupun orang-orang
Belanda.
Tanggal kelahirannya sekarang diperingati di Indonesia sebagai Hari Pendidikan Nasional. Bagian dari
semboyan ciptaannya,
tut wuri handayani, menjadi
slogan Kementerian Pendidikan Nasional Indonesia. Namanya diabadikan sebagai salah sebuah nama
kapal perang Indonesia,
KRI Ki Hajar Dewantara. Potret dirinya diabadikan pada
uang kertas pecahan 20.000 rupiah tahun emisi 1998.
Ia dikukuhkan sebagai pahlawan nasional yang ke-2 oleh Presiden RI,
Soekarno, pada
28 November 1959 (Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 305 Tahun 1959, tanggal 28 November 1959).
Masa muda dan awal karier
Soewardi berasal dari lingkungan keluarga
Keraton Yogyakarta. Ia menamatkan
pendidikan dasar di
ELS (Sekolah Dasar Eropa/Belanda). Kemudian sempat melanjut ke
STOVIA (Sekolah Dokter Bumiputera), tapi tidak sampai tamat karena sakit. Kemudian ia bekerja sebagai penulis dan
wartawan di beberapa
surat kabar, antara lain,
Sediotomo,
Midden Java,
De Expres,
Oetoesan Hindia,
Kaoem Moeda,
Tjahaja Timoer, dan
Poesara. Pada masanya, ia tergolong penulis handal. Tulisan-tulisannya komunikatif dan tajam dengan semangat antikolonial.
Taman Siswa
Soewardi kembali ke Indonesia pada bulan September 1919. Segera
kemudian ia bergabung dalam sekolah binaan saudaranya. Pengalaman
mengajar ini kemudian digunakannya untuk mengembangkan konsep mengajar
bagi sekolah yang ia dirikan pada tanggal
3 Juli 1922:
Nationaal Onderwijs Instituut Tamansiswa atau Perguruan Nasional Tamansiswa. Saat ia genap berusia 40 tahun menurut hitungan
penanggalan Jawa,
ia mengganti namanya menjadi Ki Hadjar Dewantara. Ia tidak lagi
menggunakan gelar kebangsawanan di depan namanya. Hal ini dimaksudkan
supaya ia dapat bebas dekat dengan rakyat, baik secara fisik maupun
jiwa.
Semboyan dalam sistem pendidikan yang dipakainya kini sangat dikenal
di kalangan pendidikan Indonesia. Secara utuh, semboyan itu dalam
bahasa Jawa berbunyi
ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani.
("di depan memberi contoh, di tengah memberi semangat, di belakang
memberi dorongan"). Semboyan ini masih tetap dipakai dalam dunia
pendidikan rakyat Indonesia, terlebih di sekolah-sekolah Perguruan
Tamansiswa.
Pengabdian pada masa Indonesia merdeka
Patung Ki Hajar Dewantara
Dalam kabinet pertama Republik Indonesia, KHD diangkat menjadi
Menteri Pengajaran Indonesia
(posnya disebut sebagai Menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan)
yang pertama. Pada tahun 1957 ia mendapat gelar doktor kehormatan (
doctor honoris causa, Dr.H.C.) dari universitas tertua Indonesia,
Universitas Gadjah Mada.
Atas jasa-jasanya dalam merintis pendidikan umum, ia dinyatakan sebagai
Bapak Pendidikan Nasional Indonesia dan hari kelahirannya dijadikan
Hari Pendidikan Nasional (Surat Keputusan Presiden RI no. 305 tahun
1959, tanggal 28 November 1959).
Ia meninggal dunia di Yogyakarta tanggal 26 April 1959 dan dimakamkan di
Taman Wijaya Brata.
Aktivitas pergerakan
Selain ulet sebagai seorang wartawan muda, ia juga aktif dalam organisasi sosial dan politik. Sejak berdirinya
Boedi Oetomo
(BO) tahun 1908, ia aktif di seksi propaganda untuk menyosialisasikan
dan menggugah kesadaran masyarakat Indonesia (terutama Jawa) pada waktu
itu mengenai pentingnya persatuan dan kesatuan dalam berbangsa dan
bernegara. Kongres pertama BO di
Yogyakarta juga diorganisasi olehnya.
Soewardi muda juga menjadi anggota organisasi
Insulinde, suatu organisasi multietnik yang didominasi
kaum Indo yang memperjuangkan pemerintahan sendiri di Hindia Belanda, atas pengaruh
Ernest Douwes Dekker (DD). Ketika kemudian DD mendirikan
Indische Partij, Soewardi diajaknya pula.
Galery ~
Potret di Mimbar Umum 18 Oktober 1949
Pemakaman Ki Hajar Dewantara
Ki Hajar Dewantara dengan Soekarno
Ki Hajar Dewantara sedang menulis
OKEE READER... SEKIAN DARI AUTHOR RYRI, SEMOGA BERMANFAAT ;)
WASSALAMUALAIKUM.WR.WB
*ASTALAVISTA {}